Pendidikan di Indonesia terus berubah menembus
dimensi waktu. Perubahan tersebut
terjadi sesuai dengan perkembangan zaman yang ada. Hal ini dapat terjadi
karena pendidikan diindonesia akan di sesuaikan dengan kebutuhan para
pemakainya di setiap zamannya. Perubahan di dalam dunia pendidikan khususnya
kurikulum, dapat terjadi di berbagai jenjang. Dimulai dari jenjang sekolah
dasar sampai jenjang teratas atau perguruan tinggi. Dan yang paling dapat kita
rasakan adalah perkembangan dari kurikulum di sekulah dasar yang terus terjadi
dari waktu ke waktu.Pengertian kurikulum itu sendiri Menurut UU
No.2 tahun 1989 kurikulum yaitu seperangkat rencana dan peraturan, mengenai isi
dan bahan pelajaran, sertacara yang digunknnya dalam menyelenggarakan kegiatn
belajar mengajar. Bayak pendapat mengenai arti kurikulum, Namun inti kurikulum
sebenarny6a adalah pengalaman belajar yang banyak kaitannya dengan melakukan berbagai
kegiatan, interaksi sosial, di lingkungan sekolah, proses kerja sama dengan
kelompok, bahkan interaksi denagn lingkungan fisik seperti gedung sekolah dan
ruang sekolah. Dengan demikian pengalaman itu bukan sekedar mempelajari mata
pelajaran,tetapi yang terpenting adalah pengalamankehidupan.
Perkembangan kurikulum ini bukannya tanpa kontra perdebatan,
mengingat dampaknya yang sangat luas serta mengandung resiko yang sangat besar,
apalagi kalau perubahan itu dilakukan secara tiba-tiba dan dalam waktu yang
singkat serta tanpa dasar yang jelas.
Menurut beberapa opnum, kurikulum hanya merupakan sebuah lagu sebagus
apa pun lagu itu jika dibawakan oleh orang yg tdk kompeten tetap tdk enak
didengar tdk laku dijual. Tp lagu yg sederhana dibawakan oleh penyanyi yg
berkualitas akan enak dan dburu konsumen. Hal ini juga dapat diartikan bahwa
sebaik apapun kurikulum disusun, jika guru sebagai pihak pemakai kurikulum
tidak dapat melakukan atau , mempraktikannya dengan baik maka perubahan
tersebut dirasa percuma. Perdebatan eksistensi kurikulum dan pembelajaran
selama ini iabarat mempertanyakan lebih dahulu mana antara telor dengan ayam.
Sebenarnya keduanya merupakan dua hal yang berhubungan, seperti dua sisi mata
uang. Kurikulum akan membantu pendidikan lebih terprogram dengan baik karena di
dalamnya akan direncanakan dan ditentukan isi untuk memenuhi tujuan pembelajaran
yang diinginkan. Sedangkan pembelajaran sendiri menjadikan proses penentuan
kurikulum yang itu lebih baik, karena dalam pembelajaran berarti ada praktek
langsung dari kurikulum tersebut dan bisa dideteksi kelebihan dan
kekurangannya. Dan bisa dicarikan jalan keluar untuk dapat memeperbaiki
kurikulum tersebut agar menjadi lebih sempurna. Keduanya salin terkait dan
saling mempengaruhi dan keduanya juga sama-sama penting. kurikulum memiliki
fungsi untuk menuangkan ide atau konsep dan menjabarkan dalam bentuk yang lebih
mudah dilaksanakan dan dipahami dalam proses pembelajaran
Perkembangan
kurikulum ini memiliki berbagai dampak. Baik itu dampak positif maupun dampak
negatif. Dampak positifnya adalah, dalam proses pembelajarn, guru akan dapat
melakukannya dengan lebuh sistematis. Sehingga pada nantinya diharapkan dapat
meningkatkan sumber daya manusia yanng ada. Selain itu, dengan perkembangan
kurikulum, sekolah akan lebih maju sesuai dengan perkembangan zamannya. Sehingga dapat menghasilkan output sesuai apa
yang dibutuhkan oleh masyarakat. sedangakan dampak buruknya adalah, sekolah
yang tidak bisa mengikuti perkembangan kurikulum tersebut akan semakin
tertinggal jauh oleh sekolah-sekolah yang dapat mengikuti perkembangannya.
Akibatnya, kualitas output yang dihasilkan juga akan jauh dari standar yang
telah ditetapkan oleh kurikulum.
Dengan berbagai dampak yang ditimbulkan diatas, pemerintah
tetap melakukan berbagai perubahan kurikulum. Ini dikarenakan berbagai alasan
yang cukup mendasar. Perkembangan dan perubahan yang dilakukan juga bukannya
tanpa dasar. Namun didasarkan atas
berbagai prinsip pendidikan yang diantaranya:
.1. Berfokus pada, pengembangan potensi peserta didik, kebutuhan,
dan kepentingan, dan lingkungan mereka
Kurikulum
dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki potensi unik
mereka sendiri untuk mengembangkan kompetensi mereka untuk menjadi agama yang
setia, cerdas, warga kompetitif, dan bertanggung jawab. Hal ini, oleh karena
itu, pengembangan potensi ini dilakukan berdasarkan potensi peserta didik dan
kebutuhan develomental. Para pelajar yang seharusnya menjadi perhatian pusat
kegiatan belajar (peserta didik kurikulum oriented).
2. Bervariasi dan
terintegrasi
Kurikulum
dikembangkan oleh mengingat keragaman karakteristik peserta didik, kondisi
geograph y, tingkat dan jenis pendidikan, serta perbedaan apresiasi agama,
etnis, budaya, tradisi, sosial-ekonomi status, dan jenis kelamin. Kurikulum
harus berisi subyek yang diperlukan, muatan lokal, dan pengembangan diri yang
terintegrasi dan dikembangkan dalam integrasi intersubjects bermakna dan tepat.
3. Tanggap terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum
dikembangkan berdasarkan pada kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, pengetahuan,
teknologi, dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat
kurikulum dan konten harus menyediakan pelajar dengan pengalaman belajar yang
memungkinkan mereka untuk bersaing dengan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan,
pengetahuan, teknologi, dan pengembangan seni.
4. Relevan dengan
kebutuhan kehidupan
Kurikulum
dikembangkan dengan melibatkan para pemangku kepentingan untuk memastikan
relevansinya dengan kebutuhan hidup yang meliputi kehidupan sosial, bisnis, dan
pekerjaan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus mencakup pengembangan
pribadi, berpikir, sosial, akademik, dan keterampilan vokasional.
5. Komprehensif dan
terus
Isi
kurikulum mencakup dimensi seluruh kompetensi dan mata pelajaran yang
direncanakan dan disajikan secara kontinyu melalui semua tingkat pendidikan.
Artinya, karena itu, bahwa subjek yang sama dapat disajikan pada tingkat yang
berbeda, tetapi dengan kedalaman yang beragam dan ruang lingkup.
6. Umur panjang
pembelajaran
Kurikulum
diarahkan proses perkembangan peserta didik, aculturation, dan pemberdayaan
dalam rangka belajar sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan
pendidikan formal, non-formal, dan informal dengan memperhatikan kondisi
lingkungan yang terus berubah dan permintaan.
7. Menyeimbangkan
kepentingan nasional dan regional
Kurikulum
dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan regional dalam
rangka untuk mengembangkan kehidupan yang seimbang di masyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Kepentingan nasional dan daerah harus tetap seimbang sejajar
dengan motto dari Kesatuan Negara Republik Indonesia: persatuan melalui
keragaman.
Untuk mengatasi berbagai dampak yang
ditimbulkan tadi, pemerintah mengembangkan kurikulum menjadi kurikulum yang penyusunannya
berdasarkan pada keadaan sekolah masing-masing. Kurikulum tersebut biasa disebut
sebagai kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Dengan KTSP ini, diharapkan
sekolah dapat mengembangkan potensi yang ada semaksimal mungkin. Dengan KTSP
juga, sekolah juga akan belajar menganalisis kelebihan, kekurangan, peluang
serta tantangan yang ada agar dapat digunakan sebagai dasar mengembangkan
potensi yang ada di sekolah tersebut.
Isu terbaru dalam perkembangan kurikulum
yang dilakukan pemerintah untuk kurikulum jenjang sekolah dasar adalah
dileburnya pelajaran IPA dan IPS di sekolah dasar. Hal ini dilakukan karena
pelajaran IPA dan IPS dipandang belum perlu untuk dipisah. Pelajarn di SD
sendiri pada nantinya akan bersifat lebih tematik. Hal ini dipandang lebih baik
karena anak usia SD belum bisa berfikir terlalu rumit. konsekuensinya,
kesinambungan dengan mata pelajaran IPA dan IPS yang terpisah di jenjang SMP .
sehingga hal ini masih perlu dipikirkan.
Jika perubahan ini tetap dilakukan, tidak
menutup kemungkinan siswa akan merasa kebingungan saat memasuki bangku SMP.
Karena pada sebelumnya siswa tidak pernah mengenal kedua mata pelajaran ini
secara terpisah. Dan kemungkinan terbesarnya adalah kurikulum untuk SMP dan SMA
juga akan mengikuti perubahan kurikulum yang dilakukan di sekolah dasar. Tapi,
disisi lain, siswa akan lebih mengenal lingkungan sekitarnya
dengan pembelajaran tematik yang dilakukan. Karena, pada pembelajaran tematik
ini, siswa akan dihadapkan langsung pada peristiwa yang ada di sekitarnya pada
saat pembelajaran di kelas.
Ardita Rizky Amalia_10120206_5D PGSD