Just another free Blogger theme

Senin, 23 Juli 2012

q semakin tau bagaimana tuhan membagi cintanya pada q... bukan melalui kata-kata ataupun tulisan. terkadang bukan pula melalui kebahagian pada q. akan tetapi terkadang kebagiaan itu diberikan setelah menangis dan bersusah sebelumnya. terkadang juga membaginya melalui kesedihan dan sebuah penantian panjang. dari sedih aku akan tau siapa yang pertama kali memelukku agar kembeli tersenyum. dari tangis, aku akan tahu siapa yang perdana mengulurkan tangannya sambil memeluk hangat agar aku tersenyu...
dari kekurangan aku belajar berkata itu adalah kebahagiaan ku karna tak semua orang diberi kesempatan untuk terus bersabar. hidup itu sulit, tapi tak ada yang tak mungkin,,, dan aku akan meraih bintang kebahagiaanku setelah bersusah dan mungkin bersedih terledih dulu... gadis manis yang cengeng berubah menjadi ggadis kuat yang slalu berkata AKU BISA.... dan Tuhan slalu mengetahui apa yang terbaik untuk ku,dan  itu nyata......

Senin, 09 Juli 2012


Tarian kuda lumping merupakan tarian tradisional yang konon katanya berasal dari kabupaten Temanggung. Tarian ini ditarikan oleh beberapa penari sekaligus secara berkelompok dengan diringi oleh musik gamelan. Dilihat dari jenis tariannya, tarian ini termasuk jenis tarian spiritual. Sebelum menari, biasanya sang tertua berdoa dengan membawa berbagai sesajen dengan tujuan agar para peneri selamat sampai akhir pertunjukan. Di akhir pertunjukan tarian ini, beberapa peneri akan mengalami kesurupan karena kerasukan roh halus dari nenek moyang. Dan untuk mengobati keserupan tersebut, sang tertua membacakan mantra-mantra dengan sesajen yang telah disediakan
Jika kita melihat lebih jauh, tarian kuda Lumping ini bukan hanya sebagai tarian biasa. Namun ada berbagai pendidikan karakter yang dapat kita tanamkan kepada anak-anak melalui tarian kuda lumping ini. Walaupun, ada beberapa nilai karakter yang tidak dapat kita lihat secara langsung, namun secara perlahan nilai-nilai itu akan tertaman di diri anak apabila anakmemahami betul tarian Kuda Lumping. Nilai-nilai tersebut meliputi kerjasama, kekompakan, toleransi, tanggung jawab, gigih, religius, disiplin, nasionalisme dan masih banyak lagi.
Nilai kerjasama dan kekompakan dapat kita lihat saat para penari menarikan tarian Kuda Lumping diatas pentas. Tanpa adanya kerjasama yang baik, maka penari tidak akan bisa menarikan tarian tersebut dengan apik. Selain kerjasama dan kekompakan penari, nilai toleransi juga dapat ditanamkan melalui tarian ini. Toleransi penari sangat dibutuhkan untuk menjebatani perbedaan-perbedaan yang sering muncul diantara penari. Dengan toleransi dan saling menghargai, maka akan mempermudah penari dalam membangun kerjasana dan kekompakan diatas pangggung. Nilai karakter lain yang dapat bibangun melalui tarian kuda lumping ini adalah nilai tanggung jawab. Walaupun tarian kuda Lumping ini ditarikan secara berkelompok, namun setiap orang mempunyai tanggung jawab sendiri-sendiri untuk menampilkan yang terbaik yang dia bisa saat tampil. Karena, kegagalan dari salah satu penari akan dapat mempengaruhi penari yang lain.
Nilai karakter lain yang dapat kita tanamkan kepada anak melalui tarian kuda lumping ini adalah nilai kegigihan dan ketekunan. Untuk mempelajari tarian in,dibutuhkan kegigihan dan ketekunan dari setiap penari. Tanpa kegigihan dan ketekunan, maka akan sulit bagi peneri untuk belajar tarian Kuda Lumping ini. Selain nilai karakter diiatas, untuk mempelajari tarian Kuda Lumping ini juga dibutuhkan kedisiplinan dari para penari agar proses latihan dapat berjalan dengan lancar.
Dan yang terpenting dari semua ini adalah tarian Kuda Lumping mengajarkan nilai nasionalisme dan religius kepada anak. Dari belajar tarian Kuda Lumping ini, anak akan semakin mengerti kebudayaan nasional yang beraneka ragam dari Sabang sampai Merauke. Dan pada akhirnya, mereka akan bangga dan semakin cinta dengan kebudayaan dan tanah Air mareka. Apabia anak-anak telah mencintai kebudayaan mereka, maka mereka akan berusaha melestarikannya, dan pada akhirnya kearifan budaya lokal tersebut akan semakin terjaga oleh generasi mudanya.
            Nilai karakter yang telah disebutkan diatas, mungkin dapat diajarkan oleh seorang guru tanpa melalui sebuaah tarian tradisional. Namun dengan mengajarkan tarian tradisional ini, selain mengajarkan nilai karakter, kita juga dapat mematu melestarikan budaya lokal yang semakin luntur oleh perkembangan zaman pada saat ini. Hal ini semakin diperparah dengan anggapan belajar budaya lokal itu kuno dan tidak berkelas.