Just another free Blogger theme

Jumat, 24 Juni 2022

Kamis, 23 Juni 2022

 

AKSI NYATA 3.3

ARDITA RIZKY AMALIA, S.Pd

CGP ANGKATAN 4

KABUPATEN TEMANGGUNG



KOMPONEN

PENJELASAN

PERISTIWA (FACT)

SD N Tlahap adalah satu SD Penggerak di Kabupaten Temanggung dengan banyak modal asset yang dimiliki. Dari modal manusia, fisik, alam, social, finansial, hingga agama dan budaya. Sumber daya atau asset yang dimilki ini merupakan kekuatan untuk melaksanakan program yang berdampak pada murid. Sehingga program yang direncanakan di sekolah dapat menyesuaikan dengan modal asset yang dimiliki serta sesuai dengan visi dan misi sekolah yang tela dirancang sebelumnya.  Namun pada kenyataannya dairi hasil wawancara yang dilakukan, ternyata masih banyak asset yang belum dimanfaatkan dalam pelaksanaan berbagai program yang ada. Hal ini tentu sangat disayangkan.

Oleh karena itu, saya mencoba merancang sebuah program yang berdampak pada murid dengan memaksimalkan semua asset yang dimiliki oleh sekolah. Dan juga mendorong suara, pilihan dan kepemilikan murid dalam program ini.  Sebelum program ini disusun, terlebih dahulu saya akan membuka ruang diskusi untuk siswa dan mendengarkan pendapat siswa tentang pelaksanaan program ini. Selain itu, saya juga akan  mendorong siswa untuk memilih apa yang akan dilakukan dalam program ini. Sehingga pada akhirnya diharapkan dapat muncul kepemilikan pada siswa.

Program ini merupakan contoh program yang sesuai dengan Filosofi Ki Hajar Dewantara (Modul 1.1) yang di dalamnya terdalam kolaborasi, kerjasama, mandiri dan inovatif yang merupakan contoh profil pelajar pancasila dan budaya positif (modul 1.2 dan 1.4) serta terdapat pengelolaan sumber daya (modul 3.2)

Program ini disusun dengan memaksimalkan semua asset yang dimiliki oleh sekolah. Dan juga mendorong suara, pilihan dan kepemilikan murid dalam program ini.  Sebelum program ini disusun, terlebih dahulu saya akan membuka ruang diskusi untuk siswa dan mendengarkan pendapat siswa tentang pelaksanaan program ini. Selain itu, saya juga akan  mendorong siswa untuk memilih apa yang akan dilakukan dalam program ini. Sehingga pada akhirnya diharapkan dapat muncul kepemilikan pada siswa.

Dalam program market day, siswa akan diajak guru untuk berpendapat tentang stand dagangan yang akan dibuat, tempat pelaksanaan market day, serta makanan apa saja yang akan dijual. Dalam program market day ini, siswa juga memilih kelompok yang akan berjualan dalam satu stand.

Kegiatan lomba class meeting juga memberikan kesempatan siswa untuk berpendapat tentang konsep perlombaan yang akan diadakan. Siswa akan memilih lomba apa saja yang akan diperlombakan dalam class meeting.

Dari kegiatan ini akan muncul rasa kepemilikan lewat dokumentasi yang dilakukan siswa dan siswa mempunyai kesempatan untuk mengunggah hasil dokumentasi tersebut dalam IG sekolah

PERASAAN (FEELING)

Perasaan saya saat melakukan kegiatan ini adalah saya merasa sangat bahagia karena dapat melihat murid-murid saya mandiri dalam menyiapkan program market day dan class meeting.

Saya semakin bersemangat karena dalam rapat koordinasi awal, murid saya semangat untuk berpendepat tentang konsep acara yang mereka sukai. Saat kegiatan berlangsung, saya semakin bersyukur karena kegiatan yang saya lakukan bisa berjalan dengan lancar dan saya dapat melihat anak-anak saya tersenyum dengan lebar

PEMBELAJARAN (FINDING)

Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan keseluruhan program adalah ternyata murid-murid  memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi. Hal ini terbukti dari kegiatan market day yang dilakukan, murid-murid saya dapat menjual barang dagangannya sampai habis dan mendapatkan laba yang cukup besar.

Dalam kegiatan lomba class meeting, murid saya juga berlatih untuk berkolaborasi dengan murid yang lain.

PENERAPAN KE DEPAN (FUTURE)

Kedepan,  saya akan melakukan wawancara dan survei kepada kepala seolah, rekan sejawat, murid, wali murid, dan komite tentang pelaksanaan program market day dan class meeting ini agar saya lebih memahami kekurangan dan kelebihan dari program yang telah saya lakukan. Setelah survei dan wawancara selesai saya lakukan, saya akan diskusi dengan rekan yang lain untuk perbaikan pelaksanaan program pada tahun selanjutnya.

Selasa, 26 April 2022


 

Jumat, 15 April 2022

 


 

Semilir angin pagi yang dingin membangunkan Ani dari tidur  panjang nya. Namun pagi ini Ani merasakan mual yang luar biasa hebat tidak seperti biasanya. Namun Ani masih enggan menyimpan harap terlalu dalam, karna takut kecewa pada akhirnya. Tono dan Ani memang sudah lama menanti buah hati, sepuluh tahun pernikahan tanpa seorang buah hati membuat rumah Bu Ani dan Pak Tono penuh dengan sunyi. Namun ini semua tidak mengurangi kebahagian bu Ani dan Pak Tono, bahkan sampai hari ini mereka semakin mesra layaknya pengantin baru. Kata mereka kuncinya adalah ikhlas dan pasrah, karena manusia hanya bisa menjalankan takdir yang telah Tuhan berikan.

Bu Ani             :” pak, hari ini kita beli sayur dan lauk yang sudah matang saja ya, ibu kok sedang tidak enak badan. Sepertinya mag ibu kambuh karna kemarin tekat makan”.

Pak Tono         : “ iya bu, kamu istirahat saja, nanti bapak yang belikan lauk nya di warteg depan gang itu”.

Bu Ani             : “ iya pak, terimakasih ya, semoga nanti setelah istirahat ibu sudah agak baikan jadi bisa masak buat lauk nanti sore”.

Pak Tono         :” tidak usah dipaksanakan bu, kamu istirahat dulu saja, apa perlu pagi ini bapak antar ke dokter?”

Bu Ani : “ tidak usah pak, ibu masih punya persediaan obat mag, semoga setelah istirahat dan minum obat sudah agak baikan”.

Pak Tono         :”Ya sudah kalau begitu bu, bapak beli sayur untuk sarapan dulu ya”.

Bu Ani             :” ya pak, hati-hati ya”.

            Setelah Tono suaminya pergi hati Ani masih sempat perfikir untuk membeli tespek agar dapat mengecek kehamilannya. Kebetulan hari ini sudah telat siklus bulanan di hari ke tujuh. Namun niat Ani mendadak sirna, karna lagi-lagi ia takut kecewa. Pasalya keajian ini bukan yang pertama. Beberapa tahun sebelumnya juga seperti itu, sudah terlanjur banyak berharap namun ternyata hanya sakit typus, dan stess lah yang membuat siklus bulanan Ani mundur. Akhirnya hari ini, Ani benar-benar tidak mau memutuskan macam-macam dan hanya ingin istirahat di rumah.

            Waktu menunjukkan pukul 06.30. saat itu Ani baru ingat bahwa dia belum pamit pada Kepala Sekolah jika hari ini Ani berhalangan hadir.

Ani                  : (melalui pesan WA) selamat pagi Bu, maaf hari ini saya izin tidak masuk sekolah dikarenakan sakit. Untuk tugas nanti saya kirimkan setelah ini melalui bu Susi. Atas izin nya saya ucapkan terimakasih”.

Bu Wirda        : “iya bu, semoga segera sembuh ya. Selamat istirahat bu”

Bu Ani            : “ Terimaksih bu Wirda”.

            Beberapa waktu setelah berpamitan dengan Bu Wirda melalui pesan singkat,  terdengar suara motor bebek yang khas milik pak Tono. Kali ini pak Tono membawa masakan Sop Buntut dan perkedel kentang kesuakan Bu Ani. Pak Tono pun segera menyiapkan sarapan untuk istri tercintanya yang sedang sakit.bahkan saking romantisnya, Pak Tono sampai menyuapi Bu Ani agar lahab makannya.

Pak Tono         :” Bu, makannya yang banyak biar cepat sembuh, terus minum obat”.

Bu Ani            :” Ya pak, terimakasih, ibu bisa sendiri kok, nanti kalau bapak ngurus ibu terus malah telat berangkat kerjanya”.

Pak Tono         :” ya sudah kalau begitu, semua makanan bapak siapkan di maja makan sana ya, nanti kalau ada apa-apa telepon bapak ya bu. Sekarang bapak berangkat kerja dulu”.

Bu Ani            :” siap pak, nanti kalu ada apa-apa atau perlu sesuatu pasti ibu kabari”.

Pak Tono langsung berpamitan untuk berangkat kerja. Kebetulan pak Tono membuka tempat servis Hp dan Komputer di dekat sekolah bu Ani. Bahkan perkenalan merekapun berawal dari bu Ani yang sering menservice computer sekolah di tempat Pak Tono.

            Seminggu sudah berlalu namun Bu Ani masih saya mengeluh lemas dan mual.  Bahkan semakin hari mual Bu Ani semakin parah. Akhirnya Bu Ani dan Pak Tono memustuskan untuk memeriksakan keadaannya ke dokter yang ada di daerahnya. Betapa kagetnya Bu Ani dan Pak Tono ketika dokter mengatakan Bu Ani sedang mengandung buah hati mareka yang memang sudah lama dinantikan. Setekita Bu Ani dan Pak Tono menangis teharu seakan tidak percaya. Momen bahagia ini berakhir dengan pelukan hangat Pak Tono kepada istri tercintanya.

Masa awal kehamilan dilewati Bu Ani dengan sangat bahagia, walaupun harus merasakan mual dan muntah setiap paginya. Pak Tono pun sangat sabar merawat istri dan calon buah hatinya yang sudah dinanti sejak lama. Bahkan di bulan ke tiga, Bu Ani sampai tak bisa turun dari tempat tidur karena sempat mengalami pendaharan.

Pagi ini seakan lebih cerah dari biasanya, matahari seakan tersenyum dengan dengan Pak Tono dan Bu Ani. Jadwal pemeriksaan ke Dokter yang di tunggu telah tiba. Pak Tono dan Bu Ani tak sabar melihat buah hatinya yang sudah mereka cintai bahkan saat belum melihatnya di dunia. Setelah pulang dari beribadah di Gereja, Pak Tono dan Bu Ani langsug pergi ke salah satu dokter kandungan di daerahnya. Rona bahagia seakan sirna setelah mendengar penjelasan dar dokter.

Dokter             : “Bu Adek bergerak dengan aktif tidak? Di Anggota keluarga ada yang berpostur kecil?”

Bu Ani            : “ adek bergerak aktif kok dok, malam apa lagi. Dan dikeluarga semua normal-normal saja sepertinya. Memang kenapa dok?”

Dokter             :” begini bu, ini kok adek sepertinya berbeda kaki dan tangan sebelah kiri  terlihat agak kecil. Tapi saya belum bisa memastikan kenapa bu. Coba bulan depan ibu cek lagi dengan USG 4G yang ada di Rumah sakit Provinsi.

Bu Ani            :” ya dok, semoga tidak apa-apa ya”.

Dokter             :” iya bu, saya harap tadi  hanya salah penglihatan saya saja”.

            Hari itu  Pak Tono dan Bu Ani bagaikan tertimpa petir di siang bolong. Sedih dan bingung harus berbuat apa untuk buah hati mereka. Akhirnya karena penasaran mareka segera memeriksakan kandungannya di RS yang lebih besar dan memadahi peralatannya.

Pak Tono         :” bagaimana kondisi anak kami dok, apakah baik-baik saja?”

Dokter             :” baik dan aktif bu, hanya saja sepertinya anak ini istimewa”.

Bu Ani            :” istimewa bagaimana maksud dokter?”

Dokter             :” iya bu istimewa, dari hasil pemeriksaan saya tadi sepertinya ada bagian dari tubuh adek yang tidak berkembang dengan sempurna. Namun ibu tenang saja, yang penting adek sehat dulu. Biasanya kondisi seperti ini diakibatkan karena kromosom yang tidak berkembang dengan sempurna”.

Bu Ani            : (sambil mengangis)” lalu apa yang harus saya lakukan dokter?”

Dokter             :” yang penting ibu jaga kesehatan dengan baik dan banyak berdoa agar Tuhan memberi yang terbaik untuk ibu dan keluarga”.

            Setelah kejadian itu, bu Ani sangat terpukul dan membuatnya murung. Namun Bu Ani belum bisa cerita apapun ke orang lain karena masih beranggapan bahwa ini adalah kondisi sial  bagi keluarga Bu Ani. Sampai suatu ketika di pagi hari Bu Ani melewati mushola sekolah dan mendengar seseorang membaca Al Quran. Entah apa yang terjadi tiba-tiba hati Bu Ani menjadi tenang dan damai. Akhirnya Bu Ani menunggu di depan mushola untuk mendengarkan bacaan Al Quran itu hingga selesai.

Bu Wirda        :” Bu Ani sudah lama disini bu? Ada perlu dengan saya? Ayo bu kita bicarakan di kantor biar lebih enak”. (kata bu Wirda sambil mengajak Bu Ani ke kantor karena beliau tau bu Ani adalah seorang kristiani.

Bu Ani            :” tidak ada urusan apa-apa kok bu, tadi saya hanya lewat dan tiba-tiba hati saya menjadi sangat tenang setelah mendengar apa yang ibu baca”.

Bu wirda         :” heheh iya bu, saya tadi membaca Al Quran karena kebetulan pekerjaan di kantor sudah selesai. Bu Ani sehat? Saya dengar kemarin Bu Ani sampai periksa kandungan ke RS swasta?”

            Saat itu mendadak bu Ani mengeluarkan air mata yang sedari tadi sudah ia simpan dengan rapi. Akhirnya Bu Ani menceritakan kondisinya kepada bu Wirda, bahwa anak yang ia kandung adalah istimewa.

Bu Wirda        : (sambil memeluk Bu Ani) “ saya tahu bu, kondisi ini sangat berat untuk ibu dan keluarga, namun saya yakin Tuhan tak akan salah menuliskan takdir untuk hambanya. Anak yang istimewa hanya akan diberikan pada ayah dan ibu yang special di mata Tuhan. Kalau ada apa-apa ibu cerita saja ke saya, jangan sungkan-sungkan berbagi cerita’.

Bu Ani            : “ oya bu, kalau boleh tau tadi yang Di baca surat apa? Saya tidak paham tapi entah mengapa saya merasa nyaman dan temang. Bayi dalam perut saya mendadak aktif saat mendengar bacaan tadi”.

Bu Wirda        : (yang tadinya ragu akhirnya menjelaskan apa yang beliau baca) “tadi saya baca surat Al Baqaraah, artinya sapi betina, dan yang say abaca tadi salah satunya ayat 286”.

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ࣖ

286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. 

Bu Ani            :” kok bisa pas dan sesuai dengan masalah saya ya bu, saya benar-benar takjub”.

            Sejak saat itu Bu Ani benar-benar penasaran dengan Al Quran bahkan dia  sering bertanya tentang ayat Al Quran kepada Bu Wirda saat berada di sekolah. Sampai pada Akhirnya Bu Ani menyampaikan ketertarikannya untuk belajar Al Quran beberapa minggu setelah kejadian itu.

Bu Ani            :” Bu, entah mengapa belakangan ini saya sering mimpi sholat dan membaca Al Quran, dan sungguh hati saya tidak bisa dibohongi kalau saya benar-benar ingin belajar islam lebih dalam”.

Bu Wirda        :”Alhamdulilah itu namanya hidayah bu, apa ibu sudah mengkomunikasikannya dengan suami?”

Bu Ani            :”Belum bu, saya takut untuk mulai pembicaraan ini dengan suami. Namun sudah beberapa minggu ini saya memang selalu beralasan jika diajak ke Gereja. Mungkin suami saya sudah mulai curiga. Apalagi kemarin suami saya menemukan bacaan Al quran dalam history download di youtube saya”.

Bu Wirda        :”begini saja bu, kalau ibu memang berkeinginan belajar tentang islam, dan agar hati ibu lebih mantap, besok saya antarkan ibu ke rumah salah satu ustadzah yang saya kenal”.

            Jumat yang penuh keberkahan membawa Bu Ani dan Bu Wirda melangkahkan kaki ke rumah Ustadzah Lia. Disana meraka banyak berdiskusi tentang islam.Bu Ani pun mendapat banyak nasihat tentang kehamilannya yang istimewa dari Ustazdah Lia. Bu Ani semakin ikhlas dan ridho jika anak yang dikandungnya adalah anak yang istimewa. Bahkan Bu Ani semakin bersemangat menyambut kehadiran malaikat kecil di tengah keluarganya.

            Pak Tono pun sebenarnya curiga dengan tingkah laku istrinya yang sedikit berubah. Namun karena Pak Tono melihat istri yang di cintainya semakin bahagia dan tidak lagi bersedih, beliaupun hanya bisa berfikiran positif bahwa istrinya telah nemenukan kehidupannya yang baru tanpa ada pertanyaan lebih lanjut. Bahkan Pak Tono pun semakin bahagia melihat senyum keikhlasan yang terus mengembang di wajah istrinya.

            Bulan kelahiran yang di tunggu pun tiba. Segala persiapan telah dilakukan oleh Pak Tono dan Bu Ani. Karena kemungkinan buah hati yang akan dilahirkan istimewa dan memerlukan penanganan khusus, Akhirnya dokter memutuskan untuk merujuk Bu Ani melahirkan di salah satu Rumah Sakit ternama di ibu kota. Tanpa ragu, untuk keaikan bersama Bu Ani dan Pak Tono pun menyetujui saran dari dokter.

            Sebelum perjalanan ke ibu kota dimulai, Bu Ani kembali mengajak Bu Wirda untuk mengunjungi rumah Ustadzah Lia dengan niat berpamitan dan meminta doa. Setelah sampai sana betapa kagetnya Bu Wirda saat mendengar Bu Ani menyampaikan sesuatu.

Bu Ani            :”ustadzah, sebentar lagi saya melahirkan dan yang saya tau melahirkan adalah saat bertaruh nyawa bagi perempuan. Saya tidak tau apa yang terjadi setelah ini. Oleh karena itu, saya ingin sebelum saya melahirkan, di hari Jumat yang baik ini saya bisa mengucapkan syahadat dan memulai kehidupan baru sebagai muslimah”.

Bu Wirda        :” Allahu akbar, Alhamdulilah, tapi suami ibu bagaimana? Sudah tau?”

Bu Ani            :” belum bu, saya belum berani mengungkapkan hal ini dengan suami saya. Namun setelah ini saya akan berbicara pelan-pelan dengan suami”.

Ustadzah Lia   :”MasyaAllah bu, begini bu, kalau ibu benar-benar ingin masuk islam, saya akan membimbing ibu membaca syahadad  dan Bu Wirda akan menjadi saksi kita. Dan setelahnya saya akan menjelaskan hak dan kewajiban ibu sebagai muslimah”.

            Akhirnya di hari itu bu Ani resmi menjadi seorang muslimah. Setelahnya Bu Ani pun melakukan sholat duhur untuk pertama kalinya dengan didampingi Bu Wirda dan ustadzah lia. Bu Ani pun bagai terlahir menjadi pribadi yang baru dan sangat bersemangat untuk belajar tentang islam.

            Beberapa hari setelah mengucapkan kalimat syahadad Bu Ani terus berusaha menjadi muslimah yang baik dengan belajar sholat dan ngaji. Di rumah pun Bu Ani selalu berusaha untuk sholat meskipun harus sembunyi-sembunyi dari suaminya. Ketika akan sholat Bu Ani menutup pintu kamar dari luar agar tidak terlihat dari suaminya. Sampai suatu ketika saat suaminya akan mengambil baju di almari, beliau melihat sesuatu yang tak biasa. Yaitu sebuah mukena dan buku tuntunan sholat.

Pak Tono         : (dengan nada yang masih sabar) bu, ini apa? Punya siapa?

Bu Ani            : (dengan rasa takut)  “heem, begini pak, ibu jelaskan dulu. Maaf ya pak, ibu mengambil keputusan ini tanpa sepengetahuan bapak, Jujur saja kemarin hati ibu sempat hancur karena kondisi janin di rahim ibu, dan ternyata hati ibu menjadi sangat tenang ketika mendengar Al Quran dibacakan. Akhirnya ibu penasaran dan belajar islam lebih lanjut. Dan beberapa hari ini hati ini mantap untuk menjadi seorang muslimah. Ibu  minta maaf ya pak” (seketika tangis tak terbendung dari air mata Bu Ani).

Pak Tono         : (dengan nada marah) “ sungguh bapak tidak ridho dengan kondisi seperti ini bu, jalan kita sudah berbeda bu, lebih baik hari ini kita sendiri-sendiri saja. Ibu pikir baik-baik dulu, jika ibu berubah pikiran dan kembali sejalan dengan bapak, kita bisa bersama-sama kembali”.

            Tangis Bu Ani semakin menjadi membayangkan perpisahan dengan suami yang paling dicintainya. Namun salah satu prinsip yang membuat Bu Ani kuat adalah kebih baik dia kehilangan manusia daripada kehilangan Allah yang baru saja ia temukan. Pak Tono pun dengan prinsip yang kuat akhirnya meninggalkan istri dan anak yang masih ada dalam kandungan.

Pak Tono         :” Bu, bapak pergi dulu, jika ibu butuh apa-apa, ibu masih bisa menghubungi bapak. Bapak masih belum bisa berfikir apa-apa untuk saat ini, jika kondisi sudah tenang kita bicarakan hal ini kembali”.

            Siang itu benar-benar seperti petir yang tiba-tiba menyambar. Namun memang harus dilewati oleh Bu Ani dan Pak Tono. Saat itu tiba-tiba Bu Wirda datang ke rumah untuk mengantarkan pesanan Al Quran milik Bu Ani. Bu Wirda kaget melihat kondisi bu wirda yang sedang menangis di pojok ruang tamu nya.

Bu Wirda        : “ kenapa bu?” (sambil memeluk Bu Ani)

Bu Ani            :” suami saya sudah tahu semuanya bu, akhirnya beliau meninggalkan saya”.

Bu Wirda        :” sabar ya bu, ini ujian pertama ibu sebagai muslimah. Jangan khawatir bu, selama masih ada Allah di hati kita. insyaAllah saya dan ustadzah Lia akan selalu ada untuk Bu Ani selama masa sulit ini”

Hari yang dinanti tiba, akhirnya Bu Ani berangkat ke ibu kota bersama Bu Wirda dan Ustadzah Lia. Di sore hari nya Bu Ani bersiap-siap ke rumah sakit untuk berkonsultasi tentang kelahiran si buah hati. Setelah di cek dan kondisi Bu Ani cukup sehat akhirnya diputuskan untuk dilakukan operasi pada keesokan harinya. Akhirnya mereka bertiga harus menginap di rumah sakit.

Pagi dengan matahari yang cukup cerah di ibukota mengantarkan Bu Ani menuju ruang operasi. Bahagia dan sedih bercampur menjadi satu. Setelah satu jam berlalu akhirnya buah hati yang ditunggu terlahir ke dunia. Namun berbeda karena buah hati Bu Ani tak langsung menangis dan dengan kaki dan tangan yang tidak sempurna. Bu wirda dan ustadzah Lia  yang melihat kondisi dari anak Bu Ani tak bisa membendung air matanya. Sampai beberapa hari ke depan Bu Ani pun belum bisa melihat buah hati nya karena masih harus banyak diobservasi oleh beberapa dokter spesialis.

Hari-hari bu Ani terasa sangat berat karena harus terpisah dengan buah hatinya. Ditambah lagi dengan tidak adanya suami di sisinya. Namun bu Ani sedikit beruntung karena ada sahabat seperti Bu Wirda dan Ustadzah Lia.  Setelah kondisi Bu Ani cukup stabil akhirnya Bu Ani bisa bertemu dengan buah hatinya di ruang NICU. Bu Ani yang selama ini sudah mempersiapkan hati dan mental nya untuk bertemu dengan sang buah hati yang istimewa, akhirnya tetap tak bisa membendung air mata nya. Bu Ani begitu terpukul melihat kondisi buah hatinya yang tidak sempurna. Agar buah hatinya senantiasa kuat hingga dewasa nanti, Bu Ani memberi nama buah hati nya Tegar.

Setelah satu bulan berlalu Tegar, buah hati Bu Ani akhirnya sudah boleh diperbolehkan keluar dari NICU, namun pengobatan dan pemeriksaan harus tetap berlanjut. Karena dokter mencurigai ada kelainan di paru-paru dan jantung Tegar. Pak Tono yang diberi kabar tentang kondisi buah hatinya akhirnya tergerak untuk ke Jakarta menemui istri dan anaknya. Sesampainya di Rumah Sakit, Pak Tono kaget melihat kondisi anaknya. Hatinya hancur melihat anaknya yang akan hidup dengan tangan dan kaki yang tidak sempurna. Saat seperti itu justru Bu Ani yang menguatkan Pak Tono. Bu Ani sangat ridho dan ikhlas menerima kondisi anaknya yang istimewa.

Melihat ketegaran bu Ani, Pak Tono penasaran apa yang membuat istrinya setenang itu menghadapi takdir yang menurut manusia kurang ideal.

Pak Tono         :” bu, bapak tidak habis pikir ibu bisa setegar ini”.

Bu Ani            :” semua yang Allah takdirkan adalah yang terbaik pak, dan Allah tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuannya. Lihat pak, disitu ada Al Quran, Alhamdulilah lewat Al Quran ini ibu banyak mendapatkan ketenangan”.

            Saat itu pak Tono hanya bisa diam termenung. Sampai suatu saat Tegar yang sudah diizinkan berada di tengah ibu dan bapak nya rewel dan menangis dengan keras. Pak Tono sangat bingung melihat kondisi anaknya. Bu Ani yang ada dalam ruangan hanya bisa menghidupkan murotal Al Quran hadiah dari Ustadzah Lia. Dan Allah memperlihatkan keajaibannya. Setelah mendengar Al Quran, Tegar langsung tenang dan diam. Bahkan Tegar sempat melemparkan senyum ke bapak dan ibunya. Dari kejadian itu Pak Tono langsung tertarik untuk mempelajari Al Quran. Beberapa minggu setelah kejadian itu Pak Tono pun memutuskan untuk mengucapkan dua kalimat syahadad dan menjadi seorang muslim.

            Tegar, si anak istimewa harus tetap berjuang dengan tubuh mungilnya. Hampir setiap hari ia bertemu demgam dokter spesialis untuk mengetahui apa yang terjadi padanya. Berbagai aktivitas terapi pun harus ia lakukan agar tumbuh kembangnya seperti anak yang lain. Tegar pun tumbuh menjadi anak yang ceria walau dengan tangan dan kaki yang tidak sempurna. Bahkan Tegar pun tetap percaya diri saat bergaul dengan teman-temannya.  Hal ini berkat ibunya yang juga special dan selalu percaya pada Allah jika anaknya bisa. Bahkan Tegar kecilpun kin lincah bergerak dengan satu kakinya.

 

Temanggung, 5 Agustus 1998

Tak pernah tersirat dalam hati ini

Bertemu denganmu si pejuang tangguh

Bersama sang waktu kau kejar duniamu

 

Semburat lelah terpancar dari wajahmu

Aura kesedihan terlukis dari bibir tipis mu

Namun tidak terucap peluh dan kesah

Hanya senyum yang selalu membuncah

 

Terimakasih bintang kejoraku

Bintang kejora dengan pancaran sang sinar

Kau ajarkan kami tentang tegar dan sabar

 

Kau hadirkan arti kesabaran dalam diri di tengah uji

Mungkin jarimu mengalun tak selincah penari

Mungkin langkah kaki mu tak secepat sang pelari

Namun sinar semangat mu tak lekang oleh waktu

 

            Malam itu seakan kembali ke masa lalu melalui sang lorong waktu. Secarik kertas dengan tinta hitam yang mulai luntur seakan mengajak sang penulisnya untuk  berlalu menelusuri waktu. Iya saat itu ibu kembali meneteskan air matamengingat masa saat Ara terlahir di dunia. Betapa terpuruk dan sedihnya ibu dikala melihat anak pertama nya lahir di dunia dengan satu  kaki dan  tangan kanan yang tidak sempurna karna hanya tumbuh sampai siku saja. Apa kondisi ini tidak diketahui ibu sebelumya? Tentu sudah diketahui ibu sebelumya. Hal ini  terlihat sejak Ara berusia 7 bulan  melalui hasil USG. Namun dokter belum bisa memastikan apa yang terjadi. Maklum saat itu ibu hanya periksa di sebuah rumah sakit daerah. Kondisi saat Ara lahir ini semakin membuat ibu terpuruk karena pandangan sinis dan hinaan dari beberapa kerabat dan tetangga yang menganggap Ara sebagai pembawa sial. Namun hal ini selalu ibu lalui dengan penuh kesabaran yang terus berdoa. “ nak, kamu bukan tak sempurna, namun istimewa, spesial buat ibu dan bapak, terus bahagia ya nak, ibu yakin kamu akan jadi bintangnya ibu yang cantik dan cerdas.”  Ini selalu diucapkan ibu saat Ara tidur.

Ibu       : “ah, rasanya baru kemarin ya pak, Ara lahir. La sekarang sudah mau jadi sarjana”.

Bapak  :” iya bu, sepertinya baru kemarin bapak ngantar Arak e sekolah SD siang bolong karena dihina oleh temannya”.

Ibu       : “iya pak, semoga masa berat itu segera berakhir ya pak. insyaAllah setelah ini Ara bahagia dengan hidup nya”.

Bapak  : “ iya bu, bapak percaya anak kita kuat, buktinya sampai sekarang dia bertahan dan sukses hingga sarjana. Ayo bu, tidur, sudah mala mini, besok kan kita harus berangkat ke wisuda Ara sebelum subuh”.

Ibu: “ iya pak, ayo tidur”

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Mentari pagi hari itu  bersinar dengan sangat terik, dan menyilaukan mata. Namun panas dan teriknya Semarang saat itu kalah dengan kebahagiaan Ara, calon guru yang hari itu akan mendapat gelar sarjana pendidikan. Pukul 07.00 Ara sudah selesai dandan dan memakai kebaya kuning nya. Setelah beberapa saat menunggu di depan gerbang kos, akhirnya ayah, ibu, dan keluarga dari kampung halaman datang menjemput dengan mobil kijang pak lurah yang disewa oleh bapak dan ibu Ara. Ibu keluar dari mobil dengan wajah berbinar pertanda bahagia dan bangga dengan Ara. Putri kecilnya yang hari ini akan menjadi sarjana dan berhasil mewujudkan mimpi orang tuanya.

Ibu       : “Ara, ayo segera masuk mobil, undangan wisudanya jangan lupa dibawa ya”. (kata ibu sambil merangkul Ara)

Ara      :” ya bu, insyaAllah sudah siap semua”.

Setelah beberapa menit sampailah Ara dan keluarga di Balairung universitas. Tempat ara di wisuda. Aura bahagia sangat Nampak disana. Ratusan mahasiswa bertoga memenuhi area.  Yang menjadi berbeda adalah ketika semua mata tertuju pada Ara. Memang, Ara adalah mahasiswa istimewa yang special. Istimewa karena Ara memang hanya mempunyai satu  tangan dan satu kaki. Hal ini membuat Ara harus berjalan dengan menggunakan  bantuan tongkat.Ara memang istimewa sejak lahir karena Ara mengidap sebuah penyakit langka yaitu sindrom meromelia. Hal ini yang menyebabkan anggota tubuh Ara menjadi tidak lengkap.

Waktu sudah menunjukkan pukul 07.15. Seakan sudah biasa, Ara tak lagi memperdulikan pandangan orang tentangnya. Yang bisa ia dan orang tuanya lakukan adalah bergerak cepat agar cepat sampai di bangku wisuda.sesampainya di ruangan, Ara terlebih dahulu mengantarkan orang tua nya menuju bangku kebanggaan. Yaitu berada di bangku deretan depan bersama orang tua lain yang anaknya mendapatkan predikat wisudawaan terbaik.

Ara      : “bapak ibu duduk disini ya, nanti Ara duduk di bangku depan sebelah sana”.

Ibu       : (dengan wajah sendu terharu) “MasyaAllah nak, kamu jadi wisudawan terbaik?”

Bapak  : “terimakasih ya nak, selama ini kamu sudah banyak berjuang”.

Ara      : “sama-sama bu, pak, terimaksih selama ini sudah percaya kalau Ara bias. Ara kesana dulu ya. Ngrobrolnya kita lanjut nanti lagi”.

            Serelah berada di singgasana kebanggaannya, Ara menyapa dan menyalami teman-temannya sambil menungggu prosesi wisuda dimulai. Acara demi acara telah dilalui sampai akhirnya tibalah saatnya para wisudawan dipanggil satu persatu kedepan. Wisudawan pertama yang dipanggil adalah Ara sebagai salah satu wisudawaan terbaik. Semua mata tertuju pada Ara yang dengan percaya diri maju ke depan dengan toga kebanggaan dan tongkat kesayangannya. Dan semua semakin kaget kaget ketika Ara mulai menyampaikan pidato sambutan wisudanya. Saat itu semua baru tahu kalau Ara yang berdiri di depan juga tidak mempunyai tangan dan Ara salah satu yang istimewa dengan sindrom meromelia nya. Semua menangis medengar perjuangan Ara untuk mencapai titik sekarang ini. Bagaimana kesabaran dan kesyukurannya mengantarkan Ara menuju sukses.Di sela-sela pidatonya orang tua Ara dipanggil ke depan memberikan pelukan terhangat kepada anaknya.  Betapa bahagia dan bangganya orang tua Ara saat itu. Jika sebelumnya Ara menganggap bahwa wisuda adalah akhir dari perjuangan, ternyata Ara salah, gelar sarjana adalah awal perjuangan di dunia nyata.

            Menusuknya angin pagi yang berhembus membangunkan Ara dari tidurnya di sepertiga malamnya. Kali ini Ara sudah tidak lagi terbangun diantara  sibuknya rutinitas sebagai Mahasiswa. Namun kali ini Ara terbangun sebagai sarjana muda yang bercita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa. Setelah Ara selesai bersujud pada Robb Nya, dengan semangatnya, Ara segera  menyiapkan semua berkas untuk melamar kerja di sekolah-sekolah sekitar desanya.

            Ditemani gerimis di pagi hari itu, Ara sangat bersemangat untuk pergi untuk mendaftar sebagai seorang guru honorer. Dengan langkah kaki yang terseok seok, Ara berpamitan dengan orang tuanya.

Ara      : “bu, Ara pamit ya, hari ini mau melamar kerja. Doakan Ara diterima ya bu”.

Ibu       : “ya nak, ibu doakan sukses, diterima kerjanya”.

Bapak  : “Ra, ayo kita berangkat mumpung gerimisnya sudah mulai reda” (sahut bapak dari halaman rumah)

Ara dan bapak pun berangkat dengan motor kesayangan keluarga yang di desain khusus agar Ara bisa menaikinya.

            Beberapa menit menelusuri jalan desa dengan pemandangan sawah di sekelilingnya, Ara dan bapak sampai di sekolah pertama. Bapak sengaja menunggu di luar gerbang agar Ara berani dan lebih mandiri. Beberapa menit berlalu, Ara keluar dengan wajah kecewa. Tanpa berfikir panjang, bapak pun memeluk sambil memberi semangat pada Ara dan langsung menuju sekolah kedua. Banyak harapan di sekolah kedua ini karena tersiar kabar ada beberapa guru yang akan purna tugas. Namun nyatanya harapan sia-sia. Seperti dipandang sebelah mata karena fisiknya yang istimewa, akhirnya Ara pulang dengan tangan hampa. Mereka sama sekali tidak melihat prestasi terbaik yang ditorehkan Ara selama ini. Mentaripun perlahan naik menuju singgasana tertingginya, Ara dan bapak pulang  tanpa mendapatkan hasil yang diharapkan setelah mengunjungi 5 sekolah dasar terdekat dari desanya.

            Untuk mengisi waktu luang, dan agar bisa membantu ekonomi keluarga, setiap sore Ara membuat kreasi dari barang bekas untuk dijual  walau penghasilannya belum menentu namun hal ini cukup untuk sekedar membeli lauk pauk sehari-hari. Hampir satu bulan berlalu dan puluhan sekolah telah didatangi, namun belum juga ada hasil.alasannya hampir sama. Takut Ara tidak bisa menjadi guru yang baik karena keterbatasnya.

            Hari ini, Ara kembali bersemangat untuk mencari sekolah tempatnya mengabdi dengan ditemani bapak dan sepeda motor khas nya. Lagi-lagi hasil nya tetap sama.sekolah belum membutukan guru baru untuk mengajar disana. Siang itu matahari terasa sangat terik, setelah leleh mendatangi beberapa sekolah, Ara dan bapak berhenti di depan penjual es kelapa muda yang ada di pingggir jalan.

Bapak                                      : “pak es kelapa muda nya dua ya”.

Penjual es kelapa muda           : “ siap pak, ditunggu sebentar ya”

            Sambil menunggu es kelapa muda datang, bapak dan Ara melihat mobil dan motor yang melintas di jalanan. Dari kejauhan Ara dan Ayahnya melihat anak-anak pemulung sedang memunguti sampah-sampah yang ada di jalanan

Bapak              : “itu Ra lihat, kamu harus banyak bersyukur mesti kamu terlahir istimewa, dan dari keluarga sederhana, tapi Allah masih memberi kamu kesempatan untuk jadi sarjana. Bapak bangga dengan kamu. Kamu tidak harus jadi guru dan kerja di sekolah Ra, yang penting menjadi bermanfaat untuk lingkungan sekitar kamu”

Ara                  : “iya pak, insyaAllah Ara akan berusaha membagikan  ilmu yang sudah Ara dapatkan agar bisa menjadi ilmu yang bermafaat”.

Bapak              : (sambil memeluk Ara) “semangat ya nak, mesti orang lain berkata kamu banyak kekurangan, namun bagi bapak kamu adalah anugerah Allah yang sangat istimewa. Pejuang tangguh nya bapak ibu. Kami bangga pada mu”

Ara                  : “terimakasih banyak untuk semuanya ya pak”. (tangis mereka pecah seketika)

Pak, ini es kelapa muda nya sudah jadi, kata bapak penjual es kelapa muda yang seketika memecahkan tangis Ara dan bapak.  Iya pak, terimakasih, jawab Ara dengan senyum manisnya.

            Setelah selesai minum es kelapa muda, Ara dan bapak segera pulang ke rumah untuk beristirahat. Sesampainya di rumah ibu menyambut kedatatangan Ara dengan pelukan hangatnya.

Ibu                   : “Alhamdulilah sudah sampai rumah, bagaimana nak, dapat sekolahnya?”

Ara                  : “belum bu, besok Ara coba lagi ya” (jawab Ara dengan senyum)

Ibu                   : “iya nak, tidak apa-apa besok dicoba lagi. Ayo makan dulu sudah ibu buatkan nasi goreng kesukaanmu”.

Ara                  : “ya bu, Ara ganti baju dulu ya”.

 

            Malam mendung tanpa bintang menggambarkan hati Ara malam itu yang penuh dengan kecewa dan air mata.harapannya untuk menjadi seorang guru seakan pusnah dengan ditolaknya ia di berbagai sekolah. Namun ia ingat bahwa tak akan pagi yang cerah, melainkan harus harus bertemu dengan malam gelap yang sepi.  Pertemuan dengan anak pemulung itu seakan terus membayangi malam Ara malam ini. Ada satu hal yang Ara pikirkan kalaupun ia tidak bisa bekerja dengan selayaknya di sekolah umum, setidaknya ia ingin  tetap bermanfaat bagi yang lain.

            Malam yang sunyi berganti dengan mentari pagi yang hangat dan menawan.

Ibu                   : “Ra, sarapan dulu, sudah ibu buatkan sup iga sekuaanmu”

Ara                  : “ ya bu, terimakaih”.

Ibu                   :“ sudah ra, tidak usah sedih. Hari ini istirahat dulu saja, besok dilanjut cari sekolahnya”.

Ara                  : “ bu, semalam Ara kok masih kepikiran anak pemulung yang kemarin sempat Ara lihat waktu minum es kelapa muda. Ara kok pengen ngajar mereka. Boleh tidak bu?”.

Ibu                   : “ boleh nak, ibu malah senang kalau kamu punya niat baik seperti itu. Terus rencana kamu gimana?”

Ara                  :” anak-anak itu kan sering main di sekitar sini, nanti biar mereka belajar di rumah kita bu, oya bu kan Ara masih punya sedikit tabungan, tak buat beli buku bacaan untuk anak-anak ya?.”

Ibu                   : “ masyaAllah nak, niatmu sangat baik. Semoga Allah mudahkan ya nak”

Bapak yang diam-diam mendengarkan dari balik kamar hanya mampu meneteskan air mata.

Bapak              :”  Ra, kamu memang anak bapak yang istimewa. Apapun itu bapak dukung langkah kamu. Nanti bapak antar kamu buat beli buku bacaan dan bilang ke anak-anak pemulung itu ya.”

Ara                  : “ Terimakasih bapak”

            Matahari semakin naik ke peredaran tertingginya. Ara dan bapak menuju toko buku dengan sepeda motor khas nya. Ara dan bapak memilih banyak buku bacaan yang menarik. Ara sangat bersemangat untuk memulai misi baru belajar bersama anak-anak yang sekiranya kurang beruntung.  Lebih dari 30 menit memilih, keranjang Aradan bapak sudah dipenuhi banyak buku. Mulai dari buku pelajaran sekolah hingga buku bacaan cerita anak. Setelah selesai membayar Aradan bapak segera pulang karena tidak sabar untuk menemui anak pumulung yang kemarin ditemui.

Ara                                          : “ pak, itu anak yang kemarin, ayo kita temui’”

Bapak                                      :” ayo nak, kita kesana.”

Dengan bantuan  kayu penyangga kaki nya, Ara mendatangi anak pemulung itu.

Ara                                          :” adek namanya siapa? Tidak sekolah?”

Zira (anak pemulung)              :” namaku Zira mb, saya sudah tidak sekolah.”

Ara                                          :” mau tidak belajar bersama kakak?, itu kakak sudah bawa banyak buku untuk kamu. Teman-teman kamu boleh lho diajak kesini.”

            Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya Zira dan 4 temannya dating mendekati Ara.

Ara                                          : “ ayo mendekat sini, kakakpunya buku bacaan untuk kalian”.

Zira dan teman-teman             : “ asiiikkk, aku mau baca ya kak”.

Ara                                          : “ ayo pilih mau baca buku yang mana”.

Akhirnya Ara dan teman-teman kecilnya belajar bersama. Bapak yang melihat dari kejuhan  meneteskan air mata bahagia karena anaknya yang istimewa berhasil menjadi seorang guru dengan caranya yang berbeda.

Ara                                          : “adek-adek, kak Ara pulang dulu ya, oya tiap sore belajar sama kak Ara ya, rumah kak Ara ada di belakang mushola itu. Nanti kita belajar lagi”.

Zira dan teman-teman             : “ makasih ya kak, besok kita ke rumah kak Ara ya”.

            Setiap sore, rumah Ara menjadi penuh dengan keceriaan, canda, dan tawa. Banyak warna di rumah Ara tiap sorenya. Ayah dan ibu Ara sangat bahagia melihat anaknya tumbuh menjadi seeekor kupu cantik yang banyak menebarkan kebaikan untuk sekitarnya di tengah segala kekurangan yang dimiliki. Rumah belajar Ara semakin hari semakin ramai. Bahkan kali ini Ara didampingi oleh 2 orang sahabatnya untuk ikut membantu mengajar anak-anak pemulung. Karena banyaknya warna di Rumah belajarnya, Ara menamainya menjadi SANGLAMU (Sanggar Pelangi Ilmu). Sanglamu ini kini menjadi salah satu harapan untuk menjadikan anak-anak semakin indah dengan warna nya masing-masing.

TERIMAKSIH

Terima kasih dari ku untuk Mu

Terima kasih untuk hidup

Terima kasih untuk bahagia

Terima kasih untuk sedih

Walau orang berkata ku tak sempurna

Tapi bagi ku, ku istimewa

Walau kata orang aku tak indah

Tapi bagi ku, ku spesial

Alllah, terima kasih....

Kau telah ajari ku bersyukur

Kau telah ajari kju bersabar

Kau telah ajari ku tuk ikhlas

Karna...

Tak sempurnaku..

Allah, terima kasih.........

Kau telah jadikan ku wanita kuat

Kau telah jadikan ku wanita istimewa

Kau tlah jadikan ku wanita tak biasa

Karna tak sempurna ku

Bagiku.......

Tak sempurna tak berarti tak kuasa

Tak sempurna bukan berarti tak bisa

Tak kuasa tak berarti lemah

Tapi untuk ku.......

Tak sempurna adalah ladang belajar

Tak sempurna adalah ladang bersyukur

Tak sempurna adalah ladang untuk bersabar dan ikhlas

Terima kasih Allah......

Sekarang ku terus tersenyum

Sekarang ku terus bahagia

Walau tak sempurna